Artikel ini akan membahas Buku Pintar Elektronik (BPE) dan kaitannya dengan kurikulum 2013 yang dipelajari di jurusan Kurtekdik Unnes.
Seperti yang kita ketahui, kurikulum 2013 atau dikenal juga dengan Kurtilas sebagai kurikulum baru sebagai pengganti kurikulum sebelumnya sepertinya masih belum siap lahir secara matang. Keberadaannya yang dianggap terlalu tergesa-gesa dan dipaksakan ditambah lagi berbagai faktor yang belum siap baik sarana dan prasarana hingga kemampuan guru juga menjadi pertimbangan dalam menghentikan sementara kurikulum 2013.

Penghentian sementara tersebut digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki lebih lanjut tentang pengembangan Kurtilas dari proses perjalanannya yang telah berlangsung hingga menjelang akhir tahun 2014 kemarin. Dengan demikian, diharapkan kurikulum 2013 atau apa nanti namanya ketika muncul kurikulum baru akan lebih siap digunakan di semua sekolah. Kesiapan kurikulum seharusnya juga diikuti dengan kesiapan semua pihak termasuk kompetensi guru dalam menjalankannya. Berikut surat edaran tentang penghentian sementara kurikulum 2013 di mana sekolah diperbolehkan untuk melanjutkan Kurtilas atau kembali ke kurikulum 2006 (KTSP).
Terlepas dari pro dan kontra dalam Kurtilas, inovasi media dan model pembelajaran senantiasa dilakukan untuk mempermudah proses belajar mengajar. Hal yang sama juga dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, dengan menggagas ide tentang E-Sabak.
E-Sabak (Elektronik Sabak) adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi sebagai media dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan tablet. Sabak pada zaman dahulu digunakan sebagai alat untuk menulis. Sabak sendiri dalam KBBI sebagai kata benda adalah batu tulis (alat tulis yang dibuat dari batu berbentuk papan tipis diberi bingkai untuk ditulisi) yang digunakan pada zaman (penjajahan) Jepang. Elektronik Sabak (E-Sabak) dapat diartikan sebagai media elektronik – dalam hal ini tablet – yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Menurut Mendikbud, E-Sabak tidak sepenuhnya menggantikan buku dalam hal menulis.
E-Sabak akan berisi bahan pembelajaran yang lebih interaktif, sedangkan tugas akan tetap dilakukan dengan buku tulis seperti biasa. E-Sabak rencananya akan diterapkan di daerah terdepan, terluar dan terpencil (3T) seperti daerah perbatasan seperti di Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara agar bisa lebih mudah mendapatkan bahan ajar. Dengan adanya E-Sabak, diharapkan daerah 3T akan memperoleh kualitas bahan pembelajaran yang setara dengan daerah lain. Mendikbud juga akan menggandeng Telkom terkait pengembangan E-Sabak ini.
Kurtekdik dan Inovasi BPE dalam Skripsi
Baru-baru ini mahasiswa jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (Kurtekdik) Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan bimbingan para dosen, sedang mencoba untuk mengembangkan inovasi yang disebut dengan Buku Pintar Elektronik (BPE).
Berbeda dengan buku elektronik atau ebook dan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang terkesan statis, BPE ini akan lebih kaya konten dengan didukung interaktivitas seperti kuis, animasi, video, audio, dan lain sebagainya dengan format yang mendukung berbagai device dan platform (mobile dan desktop) baik untuk PC, komputer, laptop, tablet dengan Android, iOS, maupun Windows Phone.
Pengembangan BPE ini merupakan kegiatan penelitian dalam final project untuk menempuh S1 atau lebih dikenal dengan skripsi dari beberapa mahasiswa jurusan Kurtekdik. Penelitian dilakukan di beberapa sekolah yang saat ini menjadi pilot project dalam penerapan Kurtilas di Semarang khususnya untuk jenjang sekolah dasar. Dengan beberapa tema yang berbeda dan sekolah yang berbeda pula, diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan dan dapat digunakan dalam E-Sabak.
Wish the best for us, guys. Maju terus pendidikan Indonesia 😀









