Sesuai judul artikel, kali ini saya akan cerita tentang bagaimana menjaga startup agar tetap hidup. Jika kalian salah satu inisiator startup terutama di bidang digital, tentunya harus tahu how to keeping up your digital startup!
Yang paling berat bukan memulainya, tetapi menjaganya
Kalimat di atas menjadi panduan kita ya nanti dalam pembahasan ini. Dalam semua hubungan sekalipun, hal tersebut berlaku loh 😀
Cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi saya ya dalam menjaga startup yang saya miliki yakni Lumpia Studio ini. Berbagai ujian tentunya datang dalam hubungan yang terjalin oleh mahkluk yang bernama manusia.
Nah, berikut beberapa pengalaman yang bisa saya share ke teman-teman semua jika kalian ingin menjaga startup tetap hidup.
Peran Penting Inisiator
Inisiator memegang peran utama bertahan sebuah usaha termasuk startup digital. Seorang inisiator harus mempunyai cita-cita sebagai tujuan ke mana startup akan berjalan. Hal ini nanti terkait produk apa yang akan dikembangkan sehingga bisa mengarahkan timnya.

Seorang inisiator adalah pemimpin karena dia yang memiliki ide awal dengan cita-citanya menjadi tujuan
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kalian mungkin adalah sebagai berikut.
Nah, itu tadi peran penting inisiator startup. Seorang inisiator adalah kunci hidup dan matinya dunia usaha ya, gaes. Jika inisiatornya sudah bosan dan gak ada mimpi yang ingin diwujudkan, berakhirlah sudah.
Integritas Tim
Jika kalian sudah memiliki tim, hal kedua yang perlu dijaga adalah integritas tim tersebut. Bisa jadi kalian akan mengalami hal yang sama dengan saya: personil datang dan pergi silih berganti.
Hal tersebut akan terjadi apabila startup kalian dalam kondisi tidak ada project, kebutuhan hidup yang terus berlangsung, dan tidak ada pemasukan sama sekali.
Inisiator harus tegap berdiri walaupun anggota tim datang silih berganti. Karena inisiator adalah sosok pemegang kunci (startup).
Datang dan pergi anggota tim adalah ujian bagi sang inisiator secara khusus. Itulah kenapa saya tadi menyampaikan inisiator harus punya hardskill teknis tersendiri. Hal terburuk adalah jika semua anggota pergi, setidaknya startup masih bisa berjalan dengan adanya skill dari inisiator walaupun akan sangat lambat karena single fighter.
Jika ada anggota tim pergi saat masih ada project, inisiator harus berpikir taktis dengan cepat: akankah project tersebut tetap dapat selesai dengan personil tim yang masih ada? Jikalau masih bisa terselesaikan, jangan terburu-buru mencari anggota baru.
Pencarian anggota baru yang dapat diajak satu visi dan misi juga susah loh. Gak semudah itu, Ferguso 😀

Jikalau terpaksa butuh skill pengganti dari anggota yang pergi, inisiator juga harus berpikir cepat untuk melihat orang sekitar dengan potensi yang dapat menggantikan.
Yang terpenting adalah project selesai terlebih dahulu. Jika anggota ingin pergi setelahnya, tak masalah. Biarkan saja asal inisiator masih ada. Dengan demikian startup akan terus hidup.
Karya Dulu, Baru Dana
Karya dan dana adalah dua hal yang memang memberi pengaruh sangat besar pada eksistensi sebuah startup.
Jika kalian pernah mendengar “uang mampu mempermudah segalanya”, bisa dibilang itu memang benar. Namun, bukan berarti harus butuh banyak uang.
Saya dulu memiliki dana sangat terbatas. Dengan laptop dan kemampuan yang saya miliki dan memanfaatkan fasikitas internet gratis yang tersedia di kampus, saya gunakan dana tersebut untuk membeli hosting agar web studio ini bisa online sebagai tempat showcase karya yang saya buat.

Saya sebagai inisiator harus punya karya agar bisa memberi pandangan visi misi startup kepada anggota tim yang ada
Saat itu saya hanya membeli hosting paket pelajar yang sudah gratis domain setahun. Kemudian saya tampilkan beberapa karya yang saya miliki.
Jika kalian sudah memiliki karya dari klien dan klien senang dengan apa yang kalian kerjakan, modal pertama untuk menjangkau pasar sudah kalian dapatkan: mulut klien.
Baca juga: PIN Adsense Tak Kunjung Datang? Ini Solusinya
Klien yang puas biasanya akan menularkan nama kalian ke teman-temannya. Dari sinilah proses bisnis kalian berjalan.
Sebagai pemula jangan mata duitan dulu lah ya, punyalah karya dulu dan berikan sesuatu yang bisa kalian sumbangkan kepada orang lain.

Hukum di dunia tuh give then take ya, bukan take then give
Keeping Up Your Digital Startup, Guys!
Akan selalu banyak ujian yang akan kalian hadapi ya gaes seperti di atas. Tetaplah berusaha, bersabar, dan berdoa. Semua badai pasti berlalu pada akhirnya.
Startup digital memegang peran signifikan loh gaes di abad yang penuh teknologi ini. Saya harap kalian juga tetap menjaga apa yang sudah kalian mulai.
Jangan biarkan keadaan membuat kalian tumbang, apalagi sampai mimpi dan cita-cita hilang
Nah, demikian share pengalaman dari saya tentang Keeping Up Your (Digital) Startup. Jika masih ada yang ingin ditanyakan dan mungkin belum saya bahas di atas, bisa langsung saja disampaikan di kolom komentar.
Sekian dan jaga terus startup kalian akan tetap hidup ya 🙂