Permulaan Konflik
Konflik dimulai tanpa disangka yakni berawal dari anak kecil dari negeri Fang (Taring) yang awalnya dipercaya Raya sebagai teman bermain. Dia adalah Namaari. Bahkan sampai dewasa nanti, Namaari juga akan menjadi petarung terhebat yang melawan Raya. Namun…ada hal yang membuatnya berubah menjadi baik loh. Apakah itu? Simak terus 🙂
Berikut penampakan Raya dan Namaari saat masih kecil.
Namaari yang bersikap baik bahkan memberikan kalung naga Sisu pada Raya sebagai sesama penyuka cerita naga ternyata memiliki tujuan lain saat datang ke acara makan bersama di Negeri Heart.
Raya yang percaya pada Namaari berniat menunjukkan permata Sisu sebagai timbal balik atas hadiah kalung naga Sisu yang diberikan Namaari padanya. Namun, hal itu malah justru menyebabkan pertarungan perebutan permata Sisu karena kemunculan Druun dari dampak pecahnya permata naga Sisu. Pecahan permata tersebut masih memiliki sihir yang mampu melindungi pemiliknya dari serangan Druun.
Apakah Raya dan Ketua Benja tidak bertarung mempertahankan permata Sisu? Tentu lah. Raya dan Ketua Benja bertarung dengan sekuat tenaga. Namun, Raya dan Ketua Benja hanya berdua. Sedangkan negeri-negeri lain terutama Fang sudah bersiap mengepung dengan banyak orangnya.
Senjata Ketua Benja yang juga nanti dipakai Raya bertempur berbentuk mirip keris yang panjangnya seperti pedang. Tentunya dengan modifikasi penulis cerita sehingga senjata ini mampu berfungsi juga seperti belati yang dapat memanjang dan dapat dipakai untuk tali.
Kemunculan Druun memakan habis semua penduduk Heart termasuk Ketua Benja. Yang selamat sepertinya hanya Raya dan Tuk Tuk yang dengan sengaja dilempar ke air oleh Ketua Benja sehingga Druun yang takut air tidak bisa mengubah Raya dan Tuk Tuk menjadi batu.
Pencarian Sisu
Raya yang ingin mengembalikan Ketua Benja dan seluruh penduduk Heart yang telah menjadi batu melakukan pencarian naga terakhir selama 6 tahun. Pencarian itu berdasarkan peta yang ia pelajari dari Namaari saat kecil dulu yang percaya naga terakhir masih hidup dan bersemayam di sungai terakhir yang konon berada di Negeri Tail.
Oiya, Raya berubah menjadi remaja setelah 6 tahun ini. Begitu juga Tuk Tuk yang makin besar.
Pencarian Raya berhasil dan bertemulah dia dengan Sisu untuk pertama kali. Bertemu dengan Raya juga membuat Sisu mengetahui segala perubahan terkini di Kumandra termasuk tentang permata yang kini pecah namun masih memiliki kekuatan sihir dari saudara-saudara Sisu yang masih bisa memberi Sisu kekuatan untuk mengembalikan kondisi Kumandra.
Namaari pun kini menjadi dewasa dan tak kalah kuat dengan Raya.
Petualangan Dimulai
Setelah mengetahui bahwa masing-masing permata dapat memunculkan kekuatan Sisu, pencarian permata pun berlanjut. Raya yang kini bersama Sisu dan Tuk Tuk memulai pencarian di Negeri Tail.
Permata di negeri Tail ini sangat mudah karena pemiliknya terjebak di dalam gua dan menjadi tulang belulang selama menjaga pecahan permatanya.
Raya pun mendapatkan pecahan permata kedua dan Sisu memiliki kemampuan berubah bentuk menjadi manusia. Untuk kalian ketahui, pecahan permata pertama adalah milik Raya sendiri ya yang dulu diberi Ketua Benja agar Raya bisa selamat. Untuk mengetahui pemilik pecahan masing-masing permata, berikut gambar lengkapnya.
Sampai sini ternyata Namaari mengikuti Raya dan mengejarnya untuk mendapatkan pecahan permata yang Raya miliki. Raya pun berusaha menjauhi Namaari yang memiliki pengawal dengan binatang buasnya.
Bertemulah kemudian Raya dengan Boun yang menjadi pemilik kapal Shrimp-orium dan akhirnya melanjutkan perjalanan ke Negeri Talon.
Namaari yang memilih pulang dan berhenti mengejar Raya untuk sementara justru mengantarkan kita pada tepat sekumpulan keluarga Sisu yang kini menjadi batu. Namaari masih memiliki kepercayaan pada para naga ini. Rasa percaya inilah yang nantinya membuat Namaari berubah menjadi baik dan akhirnya membantu Raya dan kawan-kawan dalam mengembalikan Kumandra.
Kembali ke Boun – Keluarga Boun juga berubah menjadi batu oleh serangan Druun. Oiya, Boun berasal dari negeri Tail.
Sampailah kemudian Raya dan Sisu di negeri Talon setelah berlayar seharian bersama Boun.
Di negeri Talon, kalian akan menemukan khas Indonesia dalam bentuk tempat tinggal seperti rumah adat berikut.
Kalau dilihat lebih deket akan seperti ini
Rumah adat dengan bambu dan atap yang khas seperti itu ada di negeri kita, Indonesia. Rumah adat milik Ketua Talon, Dang Hai, juga mirip dengan rumah adat di Indonesia. Dang Hai juga mengoleksi akik besar-besar yag sedikit mirip dengan style ala Indonesia.
Raya berhasil mendapatkan pecahan permata walaupun sempat tertipu oleh bayi dan tiga monyet pencurinya (Ongi) hingga harus terpaksa beradu dengan mereka. Bayi dan tiga monyet ini sangat gesit. Endingnya, Raya berteman dengan mereka dan ternyata si bayi dan tiga monyet ini juga menjadi korban dari keluarga yang menjadi batu oleh Druun.
Tampilan berdiri mereka akan terasa lucu bangetss…
Dari sini konflik dengan bayi dan tiga monyet Ongi udah selesai ya gaes. Animator juga berpikir mungkin gak perlu lama-lama juga kali rebutan barang ama anak-anak 😀
Ketua Talon, Dang Hai, ternyata sudah menjadi batu dan pecahan permata dibawa orang lain yang terkenal sebagai Ketua Talon paling kejam. Dan anehnya ini adalah seorang nenek tua yang menjebak Sisu dengan mengajaknya pergi bersama saat mencoba belanja.
Tanpa disadari oleh Sisu, nenek ini ternyata juga menginginkan pecahan permata. Namun, konflik dengan nenek ini tak berlangsung lama karena Raya dapat dengan mudah mengambil alih situasi hingga akhirnya dapat mengambil pecahan permata Sisu dari tangannya.
Ikuti kisah lengkap Raya and The Last Dragon dalam tiga seri berikut ini.