Melanjutkan perjalanan, sampailah sekarang Raya di negeri Spine (Tulang). Tentunya kali ini bersama dengan bayi dan tiga monyet Ongi menemani perjalanannya. Kali ini kita akan cerita sampai tau ending Raya yup.
Spine kali ini nampak sangat mengenaskan setelah semua penduduknya bertarung dan berakhir menjadi batu melawan Druun. Hanya tersisa satu orang yakni Tong yang menjaga pecahan permata di Spine. Walaupun pada awalnya Tong membenci Raya karena terlihat berusaha mencuri permata darinya, tapi akhirnya Tong menjadi kawan karena sama-sama ingin melihat keluarga mereka kembali setelah terkena serangan Druun.
Di Spine ini Raya terpaksa harus bertarung dengan Namaari. Siapa sangka Namaari akan mengejar Raya lagi di Spine. Pertarungan mereka pun dimulai kembali setelah 6 tahun lalu saat mereka berdua masih kecil. Oiya, caping yang dibawa Raya ini khas Indonesia banget juga. Dari anyaman bambu loh, gaes 😀
Pertarungan Raya dan Namaari kali ini juga memperlihatkan adegan silat. Kali ini Raya kewalahan menghadapi Namaari. Entah emang Namaari yang semakin kuat atau Raya hanya seolah mencoba untuk mengaburkan fokus pandangan Namaari dan pasukannya agar teman-temannya bisa melarikan diri dan kembali ke kapal.
Namun, ide Raya itu tak sepenuhnya berhasil. Sisu dan teman-temannya datang menyelamatkan Raya. Bahkan kali ini juga ditemani Tong. Sisu menunjukkan wujud aslinya dalam bentuk naga sehingga semua teman Raya tahu termasuk Namaari. Bertemu dengan Namaari dalam wujud naga pertama kali membuat Sisu percaya bahwa Namaari masih memiliki keinginan dan hati yang tulus untuk mengembalikan kejayaan Kumandra. Apakah benar demikian? Akan kita buktikan di akhir cerita ya 😀
Nah, perjalanan berlanjut ke negeri Fang di mana Namaari tinggal. Kali ini Raya dan kawan-kawan melewati perbukitan yang sepertinya juga biasa kita lihat yakni perundakan model terasering.
Negeri Fang memiliki penjagaan yang ketat. Oleh karena itu, Raya dan kawan-kawan mencoba mengatur siasat agar bisa masuk dan dengan mudah mengambil pecahan permata yang dibawa langsung oleh Ketua Fang yakni ibu Namaari. Apakah rencana mereka kali ini berhasil? Ooo, tidak semudah itu Ferguso.
Sisu mengajukan rencana yang tanpa harus bertarung, menemui Namaari dengan baik-baik, dan meyakini Namaari masih punya ketulusan hati untuk memberikan pecahan permatanya sehingga bisa menyelamatkan dunia lebih cepat. Yah, dan kali ini Raya setuju dengan rencana Sisu.
Kembali ke negeri Fang. Ketua Fang kali ini mendongeng pada anak-anak di negerinya dengan adegan pertunjukan mirip wayang kulit. Kalian bisa melihat dalam cuplikan berikut.
Sesuai dengan rencana Sisu yang menginginkan perdamaian tanpa pertarungan mengambil pecahan permata milik negeri Fang, kali ini Raya mengirimkan hadiah (lebih tepatnya mengembalikan mungkin) yakni kalung naga Sisu yang dulu telah Namaari berikan. Melalui si bayi dan tiga monyet Ongi, hadiah itu diberikan dengan sangat mulus melalui jendela kamar Namaari. Tau kan si bayi dan tiga monyet ini sangat lincah hingga bisa melewati semua penjaga di negeri Fang dengan mudah.
Sampai di scene ini kita baru disuguhi nama si bayi yakni Noi yang berhasil ditemukan Tong dibalik kerah bajunya. Mungkin ini efek kedekatan Tong dan si bayi semenjak mereka bertemu pertama kali sudah terasa ada chemistry hehe.
Ending dari pertemuan dengan Namaari adalah kecelakaan yang tak terduga: panah melesat ke tubuh Sisu yang dalam wujud asli naga hingga akhirnya Sisu jatuh tak berdaya ke sungai. Di sini tidak dijelaskan apakah Sisu sudah mati atau belum. Intinya jatuh ke sungai dan tidak muncul lagi sampai pertempuran berakhir nanti.
Ketiadaan Sisu sebagai naga terakhir ini memicu makin kuat Druun hingga akhirnya semua sumber mata air dan sungai mengering. Dengan demikian, Druun yang takut air kini sudah bisa mencapai negeri Fang dengan mudah karena sudah tak terhalang air.
Raya marah besar pada Namaari atas apa yang Namaari lakukan terhadap Sisu. Raya pun datang sendirian ke negeri Fang untuk menantang Namaari. Kali ini pertarungan berakhir dengan Raya yang menunjukkan keunggulannya, namun dalam hati terdalam Raya masih percaya pada Namaari. Oiya, saat pertarungan ini, ibu Namaari alias Ketua Fang sudah menjadi batu karena Druun dan pecahan permata dibawa Namaari sekarang.
Saat panik dalam pertarungan melawan Druun, Raya juga tetap memancarkan aura kecantikannya. Yah, diam-diam aja ini nge-pause dan dapet scene kecantikan Raya yang tak terduga 😀
Dalam scene pertarungan terakhir yang menjadi musuh adalah Druun. Namaari yang memegang pecahan permata terakhir ikut berkumpul bersama Raya, Boun, Tong, Noi dan tiga monyet Ongi untuk mengalahkan Druun. Hanya ada satu cara untuk mengalahkan Druun: saling mempercayai untuk bersatu, termasuk menyatukan kepingan pecahan permata Sisu. Inilah yang sangat sulit karena Boun, Tong, Noi dan tiga monyet Ongi yang memegang pecahan permata lain terlanjur membenci Namaari yang telah membunuh Sisu.
Namun, lain halnya dengan Raya. Mengingat pesan Sisu dan Ketua Benja untuk saling mempercayai satu sama lain, Raya akhirnya memulai untuk menyerahkan pecahan permatanya pada Namaari. Raya ingin Namaari menyatukan semua pecahan permata itu kembali.
Karena sudah tidak membawa pecahan permata, Raya pun terlahap Druun dan berubah menjadi batu. Hal ini disusul Boun, Tong, serta Noi dan tiga monyet Ongi yang akhirnya mempercayakan pecahan permata mereka pada Namaari. Yang tersisa tidak menjadi batu sekarang hanya Namaari karena ia memiliki semua pecahan permatanya. Keputusan ada di Namaari sekarang. Apa yang akan ia lakukan? Melarikan diri atau menyatukan permata itu kembali?
Dari dua pilihan itu, Namaari akhirnya mengambil pilihan yang tepat: menyatukan semua permata kembali hingga akhirnya ia pun tidak membawa satu kepingan pun dan ikut menjadi batu bersama Raya dan yang lainnya. Tidak mementingkan diri sendiri untuk lari dan memilih membantu Raya dan teman-temannya adalah tindakan mulia.
Satu kebaikan yang akan dapat menghapus semua jejak kejahatan yang telah dilakukan.
Pecahan permata Sisu yang telah bersatu mulai memunculkan kekuatannya. Kekuatan tersebut muncul dari kepercayaan yang terlihat dari Raya dan kawan-kawan yang kita ketahui masing-masing dari negeri lain. Bisa jadi mereka mewakili masing-masing negeri. Jadilah kepercayaan lima negeri lengkap meskipun Sisu sudah mati, sihir permata masih bisa muncul karena adanya rasa percaya untuk bersatu dari semua pihak.
Druun lenyap, semua orang kembali menjadi manusia, air pun kembali mengalir, dan kali ini semua naga di Kumandra kembali hidup. Termasuk Sisu yang dibangkitkan kembali oleh kekuatan saudara-saudara naganya. Siapa sangka ternyata jumlah naga di Kumandra sangat banyak.
Happy Ending
Dan seperti film Disney yang lain, cerita ini happy ending dengan bersatunya semua negeri dan menjadi Kumandra kembali. Bhinneka Tunggal Ika kalau kata Indonesia tuh. Pulau besarnya kan ada lima juga: Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Menjadi satu atas nama Indonesia. Mirip kayaknya ya walaupun kita belum pernah lihat naga sungguhan sih hahaha.
Sebelum beranjak, sepertinya kalian juga harus melihat gambar satu ini. Gambar ini menunjukkan Raya dan Ketua Benja yang seperti menari dengan lekukan gerakan tubuh khas ala tarian Indonesia. Unik memang kan?
Nah, itu dia apa saja yang ada di Raya and The Last Dragon. Tak hanya nilai budaya yang dapat kita pelajari, banyak juga nilai-nilai moral yang bisa kita dapatkan dengan menonton film ini. Maju terus ya untuk dunia animasi.
Ikuti kisah lengkap Raya and The Last Dragon dalam tiga seri berikut ini.